Mike Wazowski: I’ve been waiting for this my whole life! I’m gonna be a scarer.
Directed By: Dan Scanlon
Cast: Billy Crystal, John Goodman, Steve Buscemi, Helen Mirren, Alfred Molina
Synopsis:
Semenjak kecil, Mike Wazowski (Billy Crystal) hanya
memiliki satu cita- cita. Menjadi seorang scarer. Dirinya tinggal
selangkah lagi untuk menggapai impiannya ketika berhasil masuk ke
Monsters University, sebuah lembaga pendidikan yang kerap melahirkan
scarer- scarer papan atas. Namun persaingannya dengan sesama freshman,
Jimmy P. Sullivan (John Goodman) mengakibatkan keduanya dikeluarkan dari
Scare Program.
Mike pun tidak kehilangan akal. Bersama Sully dan beberapa monster
“culun” lainnya, dia mengikuti perlombaan Scare Game yang akan
membuktikan dirinya sebagai monster terbaik dan kembali masuk ke Scare
Program.
Review:
Sebagai sebuah studio animasi raksasa, Pixar memiliki fanbase dan
ciri khas tersendiri. Depth gambar yang bagus, disain karakter yang
tipikal, easter egg bejibun, serta film yang so heartful. Itulah yang
membuah Pixar mendapatkan tempat tersendiri bagi kalangan penyuka
animasi bermutu.
Namun terkadang Pixar kurang mampu membuat sekuel dari filmnya.
Seperti pada tahun 2011 Pixar merilis sekuel animasi Cars. Padahal Cars
sendiri merupakan animasi terlemah yang pernah diciptakan Pixar.
Terlihat memang Pixar kali itu hanya mengejar penjualan merchandise,
yang memang tidak bisa dipungkiri, Cars menempati posisi teratas dari
penjualan merchandise film- film Pixar. Padahal selain Cars, banyak
film- film yang lebih dinantikan untuk dibuat sekuelnya oleh para fans.
Sebut saja The Incredibles, Finding Nemo, dan A Bug’s Life. Beda halnya
dengan Toy Story. Kisah persahabatan tersebut mampu meningkatkan
kualitas di tiap sekuelnya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dalam memilih untuk meneruskan
franchise Monsters Inc. Hanya saja penanganan prekuel ini kurang begitu
maksimal. Secara grafis mengalami peningkatan. Joke pun masih mampu
mengocok perut penonton. Disain karakter juga bagus. Namun sepertinya
film ini kurang memiliki “soul” dan “heart” seperti yang pernah
ditemukan di sekuelnya terdahulu.
Jika yang masih ingat film Monsters Inc. kita masih suka dengan
hubungan karakter boo dan para monster. Atau penggambaran Sulley yang
memiliki hati. Atau Mike yang tidak hanya sekedar sidekick semata. Semua
itu terasa hilang di Monsters University. Sebagai contoh. Karakter Mike
digambarkan lebih “heboh” dan “panikan” serta “penakut” di Monsters
Inc. Namun di Monsters University digambarkan memiliki karakter
optimistis. Lalu Sully digambarkan sebagai karakter yang “hangat” di
Monsters Inc. namun di sini dibuat seperti seorang yang egosentris.
Jalan ceritapun tidak terlalu spesial karena hanya mengambil template
cerita yang sudah ratusan kali diangkat ke film sejenis. Namun
pemberian identitas buddy movie nya cukup terwakilkan dengan karakter
Mike dan Sully yang bertolak belakang. 3D juga kurang begitu tereksplor
dengan baik.
Well, jika saja ini bukanlah sebuah proyek prekuel film yang sudah bagus
mungkin bisa dikategorikan sebuah film yang memuaskan. Jangan lewatkan
short movie Blue Umbrella di awal film yang cukup menyentuh serta After
Credit Scene yang kocak di akhir credit title. Dan sama halnya dengan
film- film Pixar lainnya, Monsters University menyiapkan beberapa
Easters Egg yang memberikan keasyikan tersendiri bagi para penggemarnya;
Kode A113, Mobil Pizza Planet, dan hubungan dengan film- film Pixar
lainnya. Apakah anda salah satu orang yang berhasil menemukannya?
No comments:
Post a Comment