Pages

Wednesday, August 14, 2013

TRANCE

By : Andri Ansyah

Director : Danny Boyle
Cast : James McAvoy, Rosario Dawson, Vincent Cassel
Genre : Psychological Thriller
Duration : 101 Minutes
Year : March 2013

Apakah yang akan anda lakukan jika anda kehilangan ingatan? Apalagi benda itu sangat penting & berhubungan dengan keselamatan anda. Kejadian seperti inilah yang dialami oleh Simon (McAvoy) seorang art auctioneer yang terlibat dalam usaha pencurian sebuah lukisan di galeri tempatnya bekerja. Semuanya berjalan lancar sampai ketika ia terkena pukulan keras dikepalanya oleh rekannya sendiri yaitu Franck (Cassel) & jatuh pingsan. Hasil curian Simon yang telah dibawa oleh Franck ternyata hanyalah lukisan kosong. Dimanakah lukisan yang asli sebenarnya? Sementara itu akibat pukulan keras Franck tersebut, Simon mengalami amnesia & tidak ingat segala peristiwa yang terjadi sebelumnya. Merasa kesal dengan Simon, Franck akhirnya memutuskan untuk mencari seorang psikiater spesialis yang bisa membuat Simon kembali ingatannya. Bertemulah Simon dengan Elizabeth (Dawson) seorang psikiater khusus dibidang hipnotis yang telah berhasil membantu banyak pasiennya. Apakah Elizabeth bisa membantu mereka menemukan lukisan tersebut & mengembalikan ingatan Simon?
 
Playing with your mind... Disini kita diajak melihat bagaimana proses pencarian lukisan yang hilang tersebut melalui sesi hipnotis yang dilakukan oleh Elizabeth terhadap Simon. Jika dalam Inceptionnya Christopher Nolan kita diajak masuk ke dalam dunia mimpi didalam mimpi, disini kita akan memasuki pikiran dari Simon saat dihipnotis & akan membuka satu persatu memori Simon yang tertutup. Alur cerita yang linear diselingi dengan sesi hipnotis Simon & kadang beberapa dari rekan rekannya membuat film ini tampil menarik dari awal hingga akhir. Seiring berjalannya film, akan terbuka satu persatu memory Simon & akan ada juga kejutan kejutan yang diberikan film ini. So... Saya sarankan kepada anda yang ingin nonton film ini agar lebih fokus & gak ketinggalan satu scenepun, kenapa? Karena dari rangkaian rangkaian sesi hipnotis itulah misteri tersebut akan terkuak.


About the cast performance, no doubt mereka memberikan performa terbaiknya. McAvoy, Dawson & Cassel, merekalah nyawa dari film ini. Greed, lust, jealousy & vengeance, hal hal itulah yang bisa kita lihat dari pengembangan karakter mereka nantinya. Rosario dawson tampil bagus & meyakinkan sebagai Elizabeth, hipnoterapis yang smart, menggoda & menyimpan misteri. Begitu juga McAvoy sebagai Simon yang tampil fragile & Compicated, serta Cassel sebagai Franck, villain yang pantang menyerah demi tujuannya.

THE LONE RANGER

By : Andri Ansyah

Director : Gore Verbinski
Casts : Arnie Hammer, Johnny Depp, Helena Bonham Carter, Tom Wilkinson, William Ficthner, Barry Pepper, Ruth Wilson, James Badge Dale, Mason Cook
Genre : Action Adventure / Comedy
Duration : 149 Minutes
Year : July 2013

Dibuat berdasarkan siaran serial radio dengan judul yang sama, setelah 32 tahun lamanya akhirnya dirilis versi teranyar dari duo Lone Ranger & rekan indiannya Tonto. Di produseri oleh Jerry Bruckheimer & disutradarai oleh Gore Verbinski yang sebelumnya membesut Pirates of Carribean series dengan Cast Johnny Depp. Kali ini Depp harus berperan sebagai Tonto seorang Indian Comanche yang berpartner dengan Reid/The Lone Ranger yang diperani oleh Arnie Hammer. Bagaimana kisah dari mereka?

Cerita bermula ketika seorang anak laki laki bernama Will (Cook) sedang menghadiri pameran Wild West pada tahun 1933, disana ia bertemu dengan Tonto tua (Depp) yang akan menceritakan petualangannya bersama The Lone Ranger. Kisah beralih ke tahun 1869 dimana Reid (Hammer) yang sedang dalam perjalanan pulang ke Texas menggunakan kereta api untuk mengunjungi kakaknya yaitu Dan (Dale) seorang Texas Ranger. Tanpa sepengetahuan Reid, ternyata kereta tersebut membawa seorang tahanan yang berbahaya yaitu Butch Cavendish yang akan diserahkan ke Dan sesampainya di Texas. Selain itu ada seorang tahanan lain yaitu Tonto yang ditahan bersama Butch. Dilain tempat anak buah butch sudah menyiapkan rencana untuk membebaskan Butch. Butch berhasil dibebaskan, kejadian inilah yang mempertemukan Reid dengan Tonto yang belakangan akan bersatu melawan Butch dan gerombolannya. Berhasilkah mereka?
 
Well I gotta say this film is fun & still entertaining, walaupun menurut saya durasinya terlalu panjang. Unsur drama lebih dominan disini daripada aksi. Bromance yang terbentuk antara Reid & Tonto lumayan bagus, walau menurut saya disini Depp sebagai Tonto malah outshined Reid sebagai Lone Ranger sendiri. Jokesnya lumayan ngena walaupun gak wah banget. Disini Depp sepertinya masih belum bisa meninggalkan sosok dari Jack Sparrow itu sendiri, masih terlihat gesture gesture dari Sparrow yang diterapkannya di karakter Tonto. But nevermind that, he still can make the audience laugh, eventhough it's not much. Untuk adegan aksinya karena memang udah ada semua di trailernya, there's nothing new, it's not bad though, apalagi pas menjelang ending dibalut dengan score legendaris Lone Rangernya, it's sure bring back the old days...

Untuk penampilan castnya Johnny Depp saya rasa ia bermain aman dengan karakter Tontonya ini karena memang mirip mirip sama Jack Sparrow, but it's still ok. Arnie Hammer sebagai Reid/ Lone Ranger tampil lumayan bisa mengimbangi Tonto, walaupun kadang bertengkar terus.  William Ficthner tampil lumayan juga sebagai Villainnya, but it's not memorable. Helena Bonham Carter hanya tampil sebentar disini, tapi lumayan punya andil sebagai wanita penghibur disini. Untuk cast lainnya saya rasa sudah pas diporsinya masing masing. Akhir kata, film ini masih tampil menghibur & layak tonton.
Haiyooo Silver, Away!!!

Wednesday, July 24, 2013

EDEN

By : Andri Ansyah

Director : Megan Griffiths
Casts : Jamie Chung, Matt O'Leary, Beau Bridges, Tantoo Cardinal, Scott Mechlowicz
Genre : Drama
Duration : 98 Minutes
Year : March 2013

Perdagangan manusia adalah salah satu peristiwa yang mengerikan khususnya bagi para perempuan, hal inilah yang dicoba dipaparkan di film ini. Berdasarkan kisah nyata dari Chong Kim yang pernah diculik & dijadikan pelacur pada pertengahan tahun 90an, di film ini nama tersebut diganti menjadi Eden (Chung). Eden adalah seorang remaja yang tinggal bersama kedua orang tuanya yang mengelola toko di perbatasan New Mexico. Setelah selesai menjaga toko, ia diajak oleh temannya untuk pergi ke sebuah bar. Disana ia bertemu dengan Jessie (Mechlowicz) seorang perwira pemadam kebakaran yang menarik perhatiannya. Karena sudah terlanjur terpesona dengan ketampanan Jessie, akhirnya Eden pulang bersamanya & tidak mengetahui bahwa ada maksud tersembunyi dibalik kebaikan Jessie tersebut. Belakangan Eden pingsan & terbangun disebuah tempat dimana ia didampingi oleh seorang dokter (Cardinal) beberapa orang tinggi besar, Bob Gault (Bridges) & Vaughan (O'Leary). Siapakah mereka mereka ini? Apakah yang akan teejadi dengan Eden?.
 
Eden adalah salah satu dari sekian banyak korban yang sudah diculik sebelumnya. Para perempuan perempuan itu ditempatkan didalam sebuah sel & akan dipanggil satu persatu untuk mengerjakan tugas mereka nantinya. Disini digambarkan sistem kerja para penculik yang terlihat rapih & melibatkan orang orang yang mempunyai jabatan atau posisi penting. Walaupun film ini membahas tentang human trafficking & prostitusi, disini sama sekali gak ada adegan yang vulgar. Premis cerita menarik yang dibangun sejak awal sayangnya semakin terasa membosankan kebelakangnya. Sepanjang film hanya menceritakan bagaimana Eden & teman temannya pergi dari satu tempat ketempat lain untuk mengerjakan tugasnya, gak ada konflik konflik yang bisa menaikan tensi filmnya. Eden disini terlihat pasrah saja & sepertinya asyik aja mengerjakan tugasnya sebagai pelacur, memang ada satu adegan ia mencoba melawan, tapi selanjutnya ia malah sepertinya pasrah saja. Gak diperlihatkan juga disini usaha dari orang tuanya atau pihak kepolisian untuk mencarinya. Well that's too bad, padahal mungkin itu bisa menambah filmnya tampil lebih menarik lagi.
 

Jamie Chung disini tampil lumayan aja sebagai perempuan yang fragile & berani. Matt O'Leary tampil not bad sebagai germo yang mengantarkan Eden & gadis gadis lainnya ke tempat tujuan mereka. Beau Bridges tampil lumayan juga sebagai orang yang mempunyai kuasa atas perempuan perempuan itu.

SPRING BREAKERS

By : Andri Ansyah

Director : Harmony Korine
Casts : James Franco, Selena Gomez, Vanessa Hudgens, Ashley Benson, Rachel Korine, Gucci Mane
Genre : Drama / Comedy
Duration : 94 Minutes
Year : March 2013
 
Brit (Benson), Candy (Hudgens), Cotty (Korine), dan  Faith (Gomez) adalah remaja yang mulai bosan dengan kehidupan sehari hari di kampus mereka. Mereka berencana untuk berlibur ke "Spring Break" tapi gak mempunyai cukup uang untuk kesana. Akhirnya mereka memutuskan untuk merampok orang orang yang berada disebuah restoran. Setelah kejadian itu akhirnya mereka berangkat ke Florida menuju Spring Break. Sesampainya disana dimulailah pesta pora gila gilaan yang berujung ditangkapnya mereka oleh polisi setempat. Penangkapan mereka ternyata terendus oleh Alien (Franco) seorang rapper & gangster setempat yang belakangan membebaskan mereka. Apakah maksud dari Alien membebaskan mereka, & apakah mereka akan terus berpesta pora?
 
Sebuah film yang bisa dibilang membahas tentang gejolak jiwa muda dari anak anak kuliahan yang ingin bersikap bebas & lepas dari kegiatan sehari harinya yang membosankan. Disini bisa disimak pesta pantai yang gila gilaan disertai kelakuan seperti mabuk mabukan, pesta narkoba, sex bebas, dan lain lainnya. Bisa dibilang disini sang sutradara terlalu banyak mengumbar adegan yang membuat hasrat para pria naik, khususnya para perverters hahaha.
Tapi sayang gak dibarengi dengan alur cerita yang bagus. Terlalu banyak adegan exploitasi wanita & penampilan dari Franco yang menurut saya berlebihan dengan gaya gangsternya. Alien nantinya akan membawa Brit & kawan kawannya terlibat dengan lifestyle & businessnya yang berakhir dengan perlawanan dengan gangster setempat juga.
 
 
Bagaimana dengan para main castsnya? Sepanjang film mata kita dimanjakan dengan penampilan hot & sexy dari Benson, Hudgens, Korine & Gomez yang hanya menggunakan bikini. Bisa dibilang yang tampil all out disini hanya Benson, Hudgens & Korine, karena berani topless & nude. Gomez sepertinya masih tampil malu malu disini & terlihat nanggung jadinya. Franco yang seperti saya bilang diatas terlihat berlebihan stylenya sebagai rapper & gangster, yah mungkin karena ia ingin tampil all out juga kayaknya. 

 

DESPICABLE ME 2

By : Andri Ansyah

Director : Pierre Coffin & Chris Renaud
Casts : Steve Carell, Kristen Wiig, Benjamin Bratt, Miranda Cosgrove, Dana Gaier, Elsie Fisher, Russell Brand, Steve Coogan, Ken Jeong
Genre : Animation/Comedy/Action
Duration : 98 Minutes
Year : June 2013

Gru (Carell) yang kini telah pensiun menjadi penjahat, hidup bahagia dengan 3 anak adopsinya yaitu Margo (Cosgrove), Edith (Gaier) & Agnes (Fisher). Sesaat setelah mereka merayakan pesta ulang tahun Agnes, Gru didatangi oleh Lucy Wilde (Wiig) seorang perempuan cantik yang mengaku sebagai agen dari AVL (Anti Villain League / Liga anti penjahat) yang menculiknya & menemui ketua dari AVL yaitu Silas Ramsbottom (Coogan) di markas besar mereka. Tujuan dari mereka menculik Gru adalah  mengajaknya kerjasama untuk menemukan penjahat misterius yang telah mencuri sebuah laboratorium penelitian dimana telah diciptakannya sebuah serum berbahaya. Apakah Gru akan menerima pekerjaan ini & siapakah yang akan dihadapi Gru & pasukan Minionsnya nanti?
 
Film ini tampil ringan, seru, lucu & menghibur... Itulah kesan yang saya dapatkan setelah menonton film ini. Gru, super villain yang pernah mencuri bulan telah kembali bersama pasukan Minionsnya yang imut imut, lucu & menggemaskan, disini ia sudah pensiun jadi penjahat & ia mengabadikan hidupnya untuk mengurus Margo, Edith & Agnes. Karena kejadian yang baru saja dialaminya, kini Gru harus kembali beraksi untuk menyelamatkan dunia.
Alur ceritanya enak untuk diikuti, selain dikisahkan petualangan Gru & Lucy bersama Minions dalam mencari penjahat tersebut, disini kita juga disuguhkan kisah asmara Gru dalam mencari pasangan hidupnya. Ditambah juga dengan kehadiran Minions yang lebih banyak disini, banyak adegan yang melibatkan mereka yang membuat penonton tertawa karena tingkah laku mereka. Beberapa gadget baru dari Gru yang keren juga ditampilkan disini. Lagu lagu yang ditampilkan juga terdengar enak disini, apalagi lagu I Swear (All for One) yang dinyanyikan versi Minions, it's Hillarious!!! Hahahahahaa.
Cuma yang disayangkan aksi aksi dari sang villain disini ditampilkan sedikit, jadi terlihat kurang greget aja villainnya.
Bagaimana dengan 3Dnya? Versi 3D di IMAX bekerja dengan baik, ada beberapa adegan yang pop out disini, animasinya juga terasa smooth & bagus.  Saya sarankan cari seat yang dekat dengan layar, karena akan lebih terasa feel pop outnya.
 

Untuk penampilan para pengisi suaranya saya rasa sudah bagus semua. Suara Steve Carell terasa pas banget untuk menghidupkan sosok Gru, begitu juga dengan casts yang lainnya, especially suara Agnes yang disuarakan oleh Elsie Fisher yang imut imut & menggemaskan. How about the Minions? Saya rasa merekalah bintang utama film ini dengan suara suara aneh bin ajaibnya yang dapat membuat penonton tertawa. So yes, I would like to recommended this movie & the 3D version, especially in IMAX. And don't forget to bring your family & children to watch this movie, that would be good :D

Dan kabarnya tahun 2014 nanti akan dirilis versi Spin-off dari film ini yaitu "Minions", yessss... Bring it on!!! :D

Wednesday, June 26, 2013

WORLD WAR Z

By : Andri Ansyah

Director : Marc Forster
Casts : Brad Pitt, Mireille Enos, James Badge Dale, Matthew Fox, Fana Mokoena, Daniella Kertesz
Genre : Science Fiction / Horror
Duration : 116 Minutes
Year : June 2013

Dibuat berdasarkan novel karangan Max Brooks dengan judul yang sama, film ini berkisah tentang Gerry Lane (Pitt) mantan pegawai PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang harus menghadapi wabah virus Zombi yang telah mendunia, selain harus meninggalkan anak & istrinya, ia harus mencari cara untuk menanggulangi penyebaran virus tersebut. Bersama timnya dibawah komando Thierry (Mokoena) wakil sekjen PBB, Gerry menelusuri berbagai tempat didunia seperti Korea, Israel & Wales untuk mencari cara untuk melawan virus tersebut & tentu saja menghadapi zombi zombi yang ganas.
 
Mencekam & menegangkan, inilah yang saya rasakan ketika menonton film ini. Dari awal film tanpa langsung basa basi, kita disuguhi kekacauan yang berlokasi ditengah kota sewaktu lalu lintas sedang sibuk sibuknya. Kepanikan, kebingungan & kekacauan tergambarkan dengan baik di awal film ini. Disini terlihat juga bahwa batasan antara sifat baik & buruk manusia itu tipis sekali ditengah situasi seperti itu. Adegan mencekam & menegangkan itu juga terasa di beberapa scene film yang melibatkan zombi zombi tersebut, ditambah juga dengan dukungan scoring film yang pas. Untuk sosok zombi zombinya sepertinya mengambil ide dari film I am Legend dimana mereka bisa bergerak cepat, agresif & sangat ganas. Elemen elemen dari film The Walking Dead & Contagion juga terasa disini. Tapi untuk tingkat kesadisannya, masih kalah dengan The Walking Dead film ini. Walaupun ada beberapa plot hole, film ini masih menghibur & layak untuk disaksikan. Untuk endingnya nanti sepertinya akan terbuka kemungkinan untuk sekuel.
 

Brad Pitt tampil lumayan bagus sebagai ayah yang mengalami dilema antara harus melindungi keluarganya atau menjalankan tugas dari PBB demi kemanusiaan. Cast cast yang lainnya semuanya sudah tampil pas aja pada porsinya masing masing.


MONSTER UNIVERSITY

By : Daniel Effendie

Mike Wazowski: I’ve been waiting for this my whole life! I’m gonna be a scarer.


Directed By: Dan Scanlon
Cast: Billy Crystal, John Goodman, Steve Buscemi, Helen Mirren, Alfred Molina
Synopsis:
Semenjak kecil, Mike Wazowski (Billy Crystal) hanya memiliki satu cita- cita. Menjadi seorang scarer. Dirinya tinggal selangkah lagi untuk menggapai impiannya ketika berhasil masuk ke Monsters University, sebuah lembaga pendidikan yang kerap melahirkan scarer- scarer papan atas. Namun persaingannya dengan sesama freshman, Jimmy P. Sullivan (John Goodman) mengakibatkan keduanya dikeluarkan dari Scare Program.
Mike pun tidak kehilangan akal. Bersama Sully dan beberapa monster “culun” lainnya, dia mengikuti perlombaan Scare Game yang akan membuktikan dirinya sebagai monster terbaik dan kembali masuk ke Scare Program.
Review:
 

Sebagai sebuah studio animasi raksasa, Pixar memiliki fanbase dan ciri khas tersendiri. Depth gambar yang bagus, disain karakter yang tipikal, easter egg bejibun, serta film yang so heartful. Itulah yang membuah Pixar mendapatkan tempat tersendiri bagi kalangan penyuka animasi bermutu.
Namun terkadang Pixar kurang mampu membuat sekuel dari filmnya. Seperti pada tahun 2011 Pixar merilis sekuel animasi Cars. Padahal Cars sendiri merupakan animasi terlemah yang pernah diciptakan Pixar. Terlihat memang Pixar kali itu hanya mengejar penjualan merchandise, yang memang tidak bisa dipungkiri, Cars menempati posisi teratas dari penjualan merchandise film- film Pixar. Padahal selain Cars, banyak film- film yang lebih dinantikan untuk dibuat sekuelnya oleh para fans. Sebut saja The Incredibles, Finding Nemo, dan A Bug’s Life. Beda halnya dengan Toy Story. Kisah persahabatan tersebut mampu meningkatkan kualitas di tiap sekuelnya.


Sebenarnya tidak ada yang salah dalam memilih untuk meneruskan franchise Monsters Inc. Hanya saja penanganan prekuel ini kurang begitu maksimal. Secara grafis mengalami peningkatan. Joke pun masih mampu mengocok perut penonton. Disain karakter juga bagus. Namun sepertinya film ini kurang memiliki “soul” dan “heart” seperti yang pernah ditemukan di sekuelnya terdahulu.
Jika yang masih ingat film Monsters Inc. kita masih suka dengan hubungan karakter boo dan para monster. Atau penggambaran Sulley yang memiliki hati. Atau Mike yang tidak hanya sekedar sidekick semata. Semua itu terasa hilang di Monsters University. Sebagai contoh. Karakter Mike digambarkan lebih “heboh” dan “panikan” serta “penakut” di Monsters Inc. Namun di Monsters University digambarkan memiliki karakter optimistis. Lalu Sully digambarkan sebagai karakter yang “hangat” di Monsters Inc. namun di sini dibuat seperti seorang yang egosentris.
Jalan ceritapun tidak terlalu spesial karena hanya mengambil template cerita yang sudah ratusan kali diangkat ke film sejenis. Namun pemberian identitas buddy movie nya cukup terwakilkan dengan karakter Mike dan Sully yang bertolak belakang. 3D juga kurang begitu tereksplor dengan baik.


Well, jika saja ini bukanlah sebuah proyek prekuel film yang sudah bagus mungkin bisa dikategorikan sebuah film yang memuaskan. Jangan lewatkan short movie Blue Umbrella di awal film yang cukup menyentuh serta After Credit Scene yang kocak di akhir credit title. Dan sama halnya dengan film- film Pixar lainnya, Monsters University menyiapkan beberapa Easters Egg yang memberikan keasyikan tersendiri bagi para penggemarnya; Kode A113, Mobil Pizza Planet, dan hubungan dengan film- film Pixar lainnya. Apakah anda salah satu orang yang berhasil menemukannya?